SETELAH ZIARAH KATA

Hawe Setiawan
http://pengajiansastra.wordpress.com

MAJELIS Sastra Bandung (MSB) mulai dibuka pada 25 Januari 2009. Forum ini diprakarsai oleh penyair dan wartawan Matdon, penyair Dedy Koral, penulis dan fotografer Aendra H. Medita, penulis Hermana HMT, aktivis Hanief, aktor Ayi Kurnia, dan dramawan Yusef Muldiana. Forum tersebut berbasis di Bandung, dan menyelenggarakan pertemuan bulanan di Gedung Indonesia Menggugat (GIM)—bekas gedung landraad (pengadilan pribumi) zaman kolonial. Continue reading “SETELAH ZIARAH KATA”

Ekologi Bahasa Sunda

Hawe Setiawan *
cetak.kompas.com

Ratapan penutur bahasa Sunda cenderung menggeser tema kerusakan ke kepunahan bahasa. Tema murung itu memang sejalan dengan kecenderungan menyusutnya bianglala bahasa di dunia. Namun, hal terpenting ialah cara merealisasikan hak orang Sunda atas bahasa ibunya seraya memastikan peran sosial bahasa itu kelak. Dalam hal ini adaptasi atas prinsip ekologi ke dalam bidang linguistik kiranya layak dilirik. Continue reading “Ekologi Bahasa Sunda”

Satu Akar, Dua Pohon

Hawe Setiawan*
http://majalah.tempointeraktif.com/

Sama-sama berakar Melayu, sastra Indonesia dan sastra Malaysia berkembang secara terpisah. Buku ini membandingkan sistem sastra dan ideologi politik kedua negara pada tahun 1950-an.

AKAR MELAYU: SISTEM SASTRA & KONFLIK IDEOLOGI DI INDONESIA DAN MALAYSIA Pengarang : Maman S. Mahayana Penerbit : Indonesia Tera, Magelang Tebal : xiv + 302 halaman Cetakan pertama : April 2001 AKARNYA sama: bahasa dan tradisi sastra Melayu. Sama-sama bermoyangkan Raja Ali Haji dan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Namun, pohonnya berbeda, dan karena itu cabang, ranting, dan buah kreativitas kesusastraan Indonesia dan Malaysia tidaklah sama. Continue reading “Satu Akar, Dua Pohon”

Nabi dan Puing-puing Romawi

Hawe Setiawan
http://republika.co.id/

”Muhammad, dengan pedang di tangan yang satu dan Quran di tangan yang lain, menegakkan tahtanya di atas puing-puing Kristenitas dan Romawi,” tulis sejarawan Inggris Edward Gibbon (1737-1794).

Kalimat dramatis itu adalah bagian dari alinea pembuka salah satu bab dalam buku klasik The Decline and Fall of the Roman Empire Jilid III (Modern Library, tanpa tahun). Continue reading “Nabi dan Puing-puing Romawi”

Bahasa »