Bahasa, Sastra, dan Ancaman Disintegrasi Bangsa

I Nyoman Suaka

Beranda

Bulan bahasa dan sastra yang diperingati setiap bulan Oktober, sebulan penuh, kini tinggal kenangan. Sejak digulirkannya otonomi daerah tahun 1998, praktis kegiatan kebahasaan dan kesusastraan Indonesia mengendur. Semangat berotonomi yang menggebu-gebu, berlomba-lomba memunculkan kearifan lokal, akhirnya menggeser wacana tentang bahasa dan sastra Indonesia. Padahal sejarah membuktikan, bahasa Indonesia termasuk sastranya, telah teruji mampu mempersatukan bangsa ini. Continue reading “Bahasa, Sastra, dan Ancaman Disintegrasi Bangsa”

Kisah Sejarah dalam Karya Sastra

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id/

MENELUSURI jejak-jejak sejarah perjuangan bangsa, ternyata tidak saja dipelajari dalam buku-buku sejarah, juga dapat diketahui melalui kesusastraan. Tradisi penulisan unsur-unsur sejarah dan kepahlawanan sudah dikenal sejak sastra zaman klasik sampai kesusastraan Indonesia modern. Penulisan kreatif imajinatif itu pun terus berlanjut dalam bentuk novel. Bahkan pakar sejarah Sartono Kartodirdjo mengatakan, keadaan sosial dalam cerita novel digambarkan secara realistis, lebih mendekati kehidupan konkret. Masyarakat tidak dilukiskan oleh si pengarang menurut fantasi dan imajinatif yang bebas. Continue reading “Kisah Sejarah dalam Karya Sastra”

”Orang Berbudaya Baca Sastra”

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id/

”Orang Berbudaya Baca Sastra.” Demikian motto Sanggar Sastra Siswa Indonesia (SSSI), sebuah wadah yang menampung kegiatan sastra di luar sekolah. Kelahiran sanggar yang di bidani oleh sastrawan Taufik Ismail ini didorong atas keprihatinan tentang pengajaran sastra di sekolah yang kian terpuruk. Kecintaan membaca sastra di kalangan siswa sangat rendah. Kalaupun ada minat baca, siswa mendapat kesulitan karena tidak tersedianya buku-buku sastra di sekolah. Continue reading “”Orang Berbudaya Baca Sastra””

Gerakan Otonomi Analisis Sastra

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id/

NAFAS otonomi daerah yang kini digulirkan dalam birokrasi pemerintahan, sebenarnya sudah sejak lama dikenal dalam analisis karya sastra. Gerakan otonomi karya sastra dalam analisis puisi, cerita pendek (cerpen) dan novel meniru semangat pendekatan struktural yang dicetuskan dalam teori-teori sastra di negara Barat. Pendekatan struktural di negara maju tersebut, khususnya di Amerika, mementingkan analisis karya sastra dari segi bentuk (struktur). Penganut aliran ini menilai karya sastra sebagai suatu benda yang mandiri dan bersifat otonom, bebas dari ikatan sejarah kemasyarakatan. Continue reading “Gerakan Otonomi Analisis Sastra”

Pornografi Dalam Karya Sastra

I Nyoman Suaka

Beranda

Sastra sebagai karya seni memiliki peluang yang hampir sama dengan bidang seni lainnya dalam hal pornografi. Namun unsur porno, erotis dan seks dalam karya sastra tidak seperti goyang dangdut Inul Darastita, yang sangat heboh belakangan ini, walaupun sama-sama seni. Selain penyanyi Inul, unsur pornografi sering juga ditunjukkan dalam seni lukis, foto, film dan patung, yang mudah dipelototi. Sehingga muncul polemik di masyarakat antara seni dan pornografi. Bagaimanakah pengarang menampilkan unsur seks dalam karyanya? Continue reading “Pornografi Dalam Karya Sastra”

Bahasa ยป