Mengapresiasi Sastra Picisan

Reiny Dwinanda
http://www.infoanda.com/Republika

”Cringgggggg….!!”
Pada saat itulah Sin Liong yang mencelat ke atas itu bergerak cepat bukan main, tubuhnya sudah berjungkir balik, menukik turun dan kedua tangannya menyambar seperti sepasang garuda.
”Plak! Plak!”

Ouwyang Cin Cu dan Kiam-mo Cai-li mengeluh. Kakek itu terhuyung dan memuntahkan darah segar, sedangkan Kiam-mo Cai-li terguling-guling, kemudian meloncat berdiri dengan muka pucat. Baju di pundak kedua orang sakti ini robek terkena tamparan tangan Sin Liong! Continue reading “Mengapresiasi Sastra Picisan”

Fenomena Sastrawan Jalanan

Reiny Dwinanda
http://www.infoanda.com/Republika

Saat menumpang kendaraan umum, pernahkan Anda mendapati sesosok pengamen puisi yang menjadikan bis ataupun kereta api sebagai panggung tempatnya beraksi? Di Jakarta, kehadiran sastrawan di jalanan sudah menjadi fenomena tersendiri. Mereka seolah muncul menemani kiprah musikus yang berpentas di jalanan. Continue reading “Fenomena Sastrawan Jalanan”

Seni Urban Dan Bahaya Sastra Seksual

Para buruh pabrik geram melihat maraknya sastra erotis
Reiny Dwinanda
http://www.infoanda.com/Republika

Tinggal di kota besar, apalagi di ibukota, waktu seperti berjalan lebih cepat dari yang sebenarnya. Dihadapkan pada aktivitas rutin yang menyita waktu, warga kota pun hanya punya sedikit kesempatan untuk dirinya sendiri. Sempatkah mereka berkesenian, atau membaca karya sastra?

Kesenian boleh jadi menduduki nomor urut kesekian pada agenda harian masyarakat kota. Meski begitu, bukan berarti mereka tak dapat mengapresiasi seni dan sastra. Dengan ‘rayuan’ yang pas, warga kota rela menyediakan waktunya untuk mengapresiasi seni dan sastra. Continue reading “Seni Urban Dan Bahaya Sastra Seksual”

‘Perilaku Berbahasa Masyarakat Memprihatinkan’

Reiny Dwinanda
http://www.republika.co.id/

Wacana
Bahasa sejatinya merupakan identitas suatu bangsa. Indonesia sebetulnya sudah mengikrarkan jati dirinya 100 tahun silam, lewat Sumpah Pemuda. Salah satu isinya mengungkapkan kesepakatan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.Kini, setelah 80 tahun berselang, masihkah janji itu dipegang teguh anak bangsa? Sebagian tentu telah membuat sumpah pemuda itu tergerus zaman. Namun, sebagian lain masih setia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup kesehariannya. Hanya saja, seberapa besar jumlah mereka, ini sulit dijawab. Continue reading “‘Perilaku Berbahasa Masyarakat Memprihatinkan’”

Bahasa ยป