Reiny Dwinanda
http://www.infoanda.com/Republika
”Cringgggggg….!!”
Pada saat itulah Sin Liong yang mencelat ke atas itu bergerak cepat bukan main, tubuhnya sudah berjungkir balik, menukik turun dan kedua tangannya menyambar seperti sepasang garuda.
”Plak! Plak!”
Ouwyang Cin Cu dan Kiam-mo Cai-li mengeluh. Kakek itu terhuyung dan memuntahkan darah segar, sedangkan Kiam-mo Cai-li terguling-guling, kemudian meloncat berdiri dengan muka pucat. Baju di pundak kedua orang sakti ini robek terkena tamparan tangan Sin Liong! Continue reading “Mengapresiasi Sastra Picisan”